Bahlil Lahadalia menyebut kehadiran International Monetary Fund (IMF) pascareformasi justru membuat banyak penyakit ekonomi di Indonesia.
Menteri Bahlil Lahadalia menuding IMF sebagai penyebab bertambahnya masalah ekonomi Indonesia setelah reformasi. Ia menyebut IMF, yang dianggap sebagai 'dokter ekonomi', justru menambah masalah dengan merekomendasikan perubahan undang-undang minyak dan gas yang merugikan Pertamina. Akibatnya, Indonesia yang dulu eksportir minyak, kini harus mengimpor 1 juta barel per hari. Bahlil juga mengidentifikasi bahwa dari 40 ribu sumur minyak, hanya 16 ribu yang aktif, dan banyak yang tua serta tidak mendapat investasi teknologi. Untuk mengatasi ini, Bahlil telah merancang tiga strategi utama.
